Press ESC to close

Pembuatan Pupuk Eco-Enzyme: Mengubah Limbah Menjadi Nilai Guna di SD Muhammadiyah Jatiyoso

Edukreatif.id, Surakarta – Limbah kulit buah dan sayuran sering kali hanya berakhir di tempat sampah. Padahal, limbah organik ini memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bermanfaat, seperti eco-enzyme. SD Muhammadiyah Jatiyoso telah mengambil langkah nyata untuk mengajarkan siswa memanfaatkan limbah organik dengan kegiatan pembuatan pupuk eco-enzyme. Kegiatan ini dilaksanakan pada tiap satu bulan sekali di akhir pekan, khususnya hari Jumat pagi dan melibatkan seluruh siswa.

Menurut Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Jatiyoso, Widyastuti, kegiatan ini tidak hanya memberikan edukasi tentang pengelolaan limbah, tetapi juga menanamkan nilai cinta lingkungan sejak dini. “Melalui pembuatan eco-enzyme, kami ingin mengajarkan siswa bahwa setiap limbah yang mereka hasilkan bisa diubah menjadi sesuatu yang berguna. Ini bagian dari pembelajaran berbasis pengalaman yang kami terapkan di sekolah,” ujarnya.

Gambar 1. Siswa SD Muhammadiyah Jatiyoso Berkelompok Membuat Eco-Enzyme

Proses pembuatan eco-enzyme cukup sederhana. Kulit buah dan sayuran yang sudah tidak terpakai dicampur dengan gula merah dan air, lalu difermentasi selama beberapa minggu. Para siswa, dengan antusias, membawa bahan-bahan dari rumah mereka dan ikut terlibat langsung dalam proses pencampuran. Tidak hanya itu, mereka juga diberi pengetahuan tentang manfaat eco-enzyme sebagai pupuk alami untuk menyuburkan tanaman di sekitar rumah atau sekolah.

Widyastuti menambahkan, “Kami ingin kegiatan ini menjadi kebiasaan positif yang berkelanjutan. Dengan melibatkan seluruh siswa, kami berharap mereka tidak hanya mengurangi limbah di rumah, tetapi juga membawa nilai ini ke lingkungan sekitarnya.” Komentar positif ini menjadi motivasi bagi siswa untuk terus peduli pada kelestarian lingkungan.

Kepala sekolah juga menyoroti bahwa kegiatan ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar bekerja sama dan bertanggung jawab. “Setiap kelompok siswa memiliki tugas masing-masing, mulai dari menyiapkan bahan, mencampur, hingga membersihkan peralatan. Hal ini tidak hanya mengajarkan keterampilan teknis, tetapi juga melatih mereka untuk saling membantu dan menghargai kerja tim,” jelasnya. Semangat kebersamaan ini terlihat jelas ketika siswa dengan antusias berbagi cerita dan pengalaman selama proses pembuatan eco-enzyme berlangsung.

Melalui kegiatan seperti ini, SD Muhammadiyah Jatiyoso membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya sebatas teori di kelas. Siswa diajak untuk langsung mempraktikkan ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, generasi muda akan tumbuh menjadi individu yang lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Kontributor  : Andre Eksaputra Nugraha (Magister Pendidikan Dasar UMS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *