Press ESC to close

Serunya Belajar Sejarah di Candi Sojiwan dan Sewu: Petualangan Edukatif SDN 1 Glagahwangi Bersama Komunitas Kandang Kebo

Edukreatif.id, Klaten – SDN 1 Glagahwangi baru saja melaksanakan kegiatan pembelajaran luar kelas dengan mengunjungi Candi Sojiwan dan Candi Sewu.  Pada pembelajaran Materi  bertemakan “Daerahku Kebangganku” para siswa  diajak belajar sejarah dan budaya secara langsung dengan bimbingan dari Komunitas Kandang Kebo, sebuah komunitas peduli sejarah dan budaya yang aktif di Yogyakarta dan  Jawa Tengah

Program kunjungan ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang unik bagi siswa, khususnya tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai lokal yang terkandung dalam peninggalan masa lalu terutama di daerah Klaten yang banyak terdapat candi. Mengunjungi situs bersejarah seperti candi bisa menjadi pengalaman yang sangat menarik dan mendidik bagi siswa sekolah dasar. Candi bukan hanya tempat wisata, tetapi juga sumber pengetahuan yang kaya akan nilai sejarah, budaya, arsitektur, dan agama. Pembelajaran dengan mengunjungi candi memberi siswa kesempatan untuk belajar secara langsung, melihat peninggalan sejarah, dan memahami peran serta nilai candi dalam kehidupan masyarakat masa lalu. Didampingi guru dan anggota Komunitas Kandang Kebo, para siswa diajak mengenal lebih dekat dua candi peninggalan agama Buddha, yaitu Candi Sojiwan dan Candi Sewu.

Menggali Sejarah di Candi Sojiwan

Kunjungan pertama dilakukan di Candi Sojiwan, candi bercorak Buddha yang terletak di kawasan Klaten. Di sini, siswa-siswi SDN 1 Glagahwangi disambut hangat oleh para anggota Komunitas Kandang Kebo, yang langsung memberikan penjelasan mengenai bagian-bagian candi dan kisah-kisah yang terukir di reliefnya. Dalam sesi ini, para siswa diajak mengamati langsung relief yang bercerita tentang fabel-fabel atau cerita binatang, yang mengandung pesan moral dan kebijaksanaan.

“Sangat menarik melihat relief. Saya jadi tahu banyak tentang cerita-cerita yang mengajarkan kebaikan,” kata Nana, salah satu siswa kelas 5. Kegiatan ini tak hanya membuka wawasan mereka tentang sejarah, tetapi juga melatih keterampilan observasi siswa dengan mengamati setiap detail yang ada pada candi.

Candi Sewu dan Pengalaman Budaya yang Berkesan

Setelah belajar di Candi Sojiwan, rombongan meneruskan perjalanan ke Candi Sewu. Candi Sewu, yang terletak tidak jauh dari Candi Prambanan, merupakan salah satu candi Buddha terbesar di Indonesia. Di sini, siswa kembali belajar tentang arsitektur, fungsi, dan sejarah candi melalui kegiatan menonton film di ruang audio visual. Kegiatan dilanjutkan dengan mengunjungi museum dan Candi Sewu. Disini mereka mengekslorasi dan berkeliling membaca setiap keterangan yang ada dibantu oleh para anggota komunitas kandang kebo.

Tidak lupa guru membuat aktivitas yang lebih interaktif dengan bertanya jawab melalui kuis tentang sejarah kedua candi yang sudah dikunjungi. Siswa diminta menjawab beberapa pertanyaan seputar candi, seperti fungsi stupa, arti simbol pada relief, dan asal-usul nama Candi Sewu. Dengan cara ini, siswa diajak untuk berpikir kritis dan memperhatikan detail sejarah yang telah disampaikan.

“Belajar di candi sangat menyenangkan. Kami juga jadi tahu bagaimana bangunan candi itu dibuat,” ujar Akmal, salah satu siswa kelas 5 yang antusias mengikuti kegiatan.ini.”

Kesan dan Harapan dari Kegiatan Pembelajaran di Candi

Kegiatan pembelajaran luar kelas ini mendapatkan respons positif dari siswa, guru, dan orang tua.  Wali Kelas 5 SDN 1 Glagahwangi, Ibu Imania Pratidina, menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa. “Belajar sejarah langsung di candi membuat siswa lebih mudah memahami dan menghargai budaya mereka. Kami berharap kegiatan ini bisa menjadi agenda tahunan, karena manfaatnya sangat besar bagi perkembangan karakter anak-anak,” ujarnya.

Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para siswa SDN 1 Glagahwangi tidak hanya memahami pelajaran sejarah dan budaya dari buku, tetapi juga dari pengalaman nyata yang dapat memperkuat rasa cinta dan bangga terhadap warisan budaya bangsa.

Kontributor  : Imania Pratidina
Editor           : Fika Annisa Sholihah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *